Kamis, 17 Januari 2008

MENYIKAPI PERKEMBANGAN ANAK

PERKEMBANGAN TAQI dan KARAKTERISTIKNYA
Contoh Kasus Anak yang MALAS BELAJAR!!



Anak bagaimanapun tingkah lakunya seperti itulah namanya anak2. Ada yang gemar dengan mainan ataupun memilih bergaul dengan temen2 yang sebayanya, dan begitupun yang kesehariannya jauh dari kedua orangtua. Itulah anak-anak dimana memiliki 'kehidupan sendiri', yang mungkin tidak semua orang menyadarinya.



Mendalami anak-anak adalah dengan kita memposisikan diri menjadi bagian yang menyenangkan untuknya. Meraihnya adalah memberikan waktu kita untuk mencoba memahami karakter dan kebiasaannya. Anak tidak bisa dipaksakan harus melakukan sesuatu yang memang saat itu dia tidak menginginkannya, tapi saat lain mungkin ia mau dan tertarik mencoba dan mencoba lagi karena senang untuk berada di tempat itu, variatif jenisnya, aman tentunya dan bisa dilakukan dengan berbagai macam cara.



Ada kasus anak (usia 10-12 tahun) yang kurang suka belajar, dan meskipun didatangkan pengajar yang baik anak tersebut kurang merespon ajakan itu, bagaimana dengan hal ini??



Menjalani tugas ataupun waktu bersama anak bukanlah mengagendakan waktu kosong kita yang hanya sedikit untuk anak, tetapi yang lebih baik dan menyenangkan adalah selalu meluangkan waktu yang kita miliki untuk pembinaan anak.



Caranya:

1. Miliki waktu khusus dimana si anak menyadari peran kita disana. Waktu tersebut merupakan saat yang tepat untuk kita mendalami perasaan, memahami keinginan dan mengetahui sejauh mana ia telah melangkah.



Bagi kami waktu komunikasi dengan anak itu sudah ada, karenanya taqi tidak terlampau lama merasa kehilangan figur orangtua yang sebenarnya, meskipun saat kami tidak disampingnya ada nenek 'enin'-nya yang bisa menjadi harapan untuk mengasuhnya. Namun, saat usia taqi hampir menginjak 2 tahun ini ternyata kita sudah bisa memposisikan diri untuk meninggalkannya tidak terlalu lama, maka kami tetapkan waktu bersama bundanya, waktu bersama ayahnya dan waktu bersama ayah-bundanya.



2. Mulai dari sesuatu yang biasa dan memungkinkan ada sebuah 'pembelajaran' yang bisa disampaikan. Misal : Anak usia 10-12 tahun banyak sekali mainannya, maka mulailah untuk belajar mulai dari mainan yang ia miliki, karena itulah yang menyenangkan baginya karena miliknya sendiri.



Taqi memang didik tidak fokus pada media TV ataupun radio, tetapi kita arahkan pada media edukatif berupa puzzle, mainan bidang misal bentuk yang serupa lingkaran, dsb karena memang itu yang dimilikinya, setelah itu mulai dengan pengajarannya misalnya lingkaran ini ada dua, terus bentuknya sama dan bisa disusun bertingkat, setelah itu ia robohkan sendiri agar ia senang dengan suara rubuhnya balok-balok tadi. Itulah yang bisa dikembangkan dari sesuatu yang dimiliki anak dan dihubungkan dengan pembelajaran yang berkaitan dekat di bidangnya.



3. Lebih sabar dan jalin komunikasi yang tidak kaku. memang anak tipenya seperti itu: malas belajar, seneng cerita temen2nya ataupun capek karena keporsir main terus dari sejak pulang sekolah.



Permasalahan ini bisa ditangani dengan cara yang kooperatif bukannya meng'guru'i.

Memang ada orang yang didatangkan, yaitu tetangganya untuk memberikan bantuan ilmu tapi untuk anak ini tidak akan berhasil KALAU



a. Sejak datang dikasih tau bahwa AKAN DATANG SI FULAN UNTUK MEMBERI KAMU LES.

Si anak tidak akan senang dan malah menghiraukan karena ia tidak diposisikan untuk menerima ilmu secara FORMAL, ia lebih senang KALAU diberitahukan ADE SEBENTAR LAGI TETANGGA KITA MAU DATANG TERUS BAWA MAKANAN KESUKAAN ADE NANTI MAU DIKASIHIN TAPI ADE HARUS MAU DULU MAIN SAMA SI FULAN, SUKA KAN??

Si anak akan merasa dekat karena diberitahukan yang datang adalah tetangga yang dekat dengan rumahnya terus ada makanan kesukaan dan ia mau diajakin main, kata-kata itu memberi semangat awal untuk mencoba menyatu dengan dunia anak.



b. Pakaian, Perlengkapan, Penampilan yang kurang tertata dengan baik mempengaruhi anak untuk betah bersama-sama dengan oranglain. Sebenarnya tidak perlu banyak perlengkapan yang dibawa, cukup membawa SUASANA 'BELAJAR' yang enak, sudah BERHASIL dalam tahap ini.



c. Pilih tempat yang tidak kondusif dengan suasana Belajar. Tempatkanlah anak tidak formal harus duduk di kursi dan siap dalam keadaan kaku.

Buatlah situasi tempat yang enak, duduk di ruangan yang tidak berantakan, dan lapang. Tempat yang lapang maksudnya adalah tempat yang bisa memudahkan gerak dan olah tubuh, karena anak usia itu aktif dan ingin terus bergerak.



Jika penataan 'pentas' beres dan materi yang disampaikan tidak berat semoga anak terbiasa dengan SI FULAN. Keakraban itu dipupuk dan INSYA ALLAH membawa si anak ke arah yang kita tuju, yaitu menjadi baik dan terkondisi dengan suasana belajar yang nyaman.